hakikat kehidupan dunia dan akhirat
Dandi akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadîd :20) Sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Yang menyimpan segala pilar kehidupan, baik kekekalan maupun kebahagiaan juga keselamatan.
Namun rasio manusia tidak kehilangan cahaya kala berbicara kematian. Sebab, ternyata kematian adalah satu jalan untuk manusia dapat terangkat semua hijab pandangan mata hatinya terhadap hakikat dari kebenaran dan kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, Islam memberikan penjelasan bahwa kehidupan di dunia ini laksana pertanian menuju akhirat.
Dankehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [al-Hadid/57:20]. Sedankan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya. Sebuah kehidupan yang menyimpan semua pilar kehidupan, baik berupa kekekalan, kebahagiaan dan keselamatan. Inilah hakikat akhirat. Apabila seseorang dapat menyaksikan hakikatnya, tentu ia akan berkata:
HakikatDunia Sebagai Sarana Kebaikan Akhirat. 03 Sep 2021 09:34 WIB. 437. . Bagi orang beriman, tiada waktu yang boleh terlewat sedikit pun di dunia ini kecuali harus bernilai ibadah sebab dunia ladang akhirat. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu yaitu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
KajianTafsir: Surah Al-Baqarah ayat 177. Hakikat dan pokok-pokok kebajikan, bahwa ia hanyalah terwujud dengan beriman kepada Allah, hari Akhir dan kepada rukun-rukun iman yang lain. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ
Site De Rencontre Gratuit Cholet 49. وَمَا هٰذِهِ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا لَهۡوٌ وَّلَعِبٌؕ وَاِنَّ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ لَهِىَ الۡحَـيَوَانُۘ لَوۡ كَانُوۡا يَعۡلَمُوۡنَ Wa maa haazihil hayaa tud dunyaaa illaa lahwunw-wa la'ib; wa innad Daaral Aakhirata la hiyal ha yawaan; law kaano ya'lamuun Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. Juz ke-21 Tafsir Salah satu faktor yang menjadikan orang-orang kafir enggan menyembah Allah, meski bukti wujud dan keesaan-Nya begitu jelas, adalah motivasi duniawi. Karena itu, ayat ini menginformasikan hakikat kehidupan dunia dan perbandingannya dengan kehidupan akhirat. Dan kehidupan dunia ini hina, tidak bernilai, dan tidak pula kekal. Dunia ini hanya senda-gurau yang akan melenakan orang kafir dari tugas hidup yang sebenarnya, dan dunia ini juga layaknya permainan yang hanya memberi kesenangan sesaat, sebelum kelelahan datang. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya bagi manusia. Itulah kehidupan yang kekal dan abadi. Di sana manusia akan merasakan kebahagiaan dan kesengsaraan yang hakiki, sekiranya mereka mengetahui dan memahami kefanaan dunia dan kekekalan akhirat. Namun, banyak dari mereka tidak berusaha memahami hal itu. Ayat ini menerangkan hakikat kehidupan duniawi, terutama kepada orang-orang musyrik yang teperdaya dengan kehidupan duniawi. Diterangkan bahwa kehidupan duniawi itu hanyalah permainan dan senda gurau saja, bukan kehidupan yang sebenarnya. Pandangan dan pikiran orang-orang musyrik telah tertutup, sehingga mereka telah disibukkan oleh urusan duniawi. Mereka berlomba-lomba mencari harta kekayaan, kekuasaan, kesenangan, dan kelezatan yang ada padanya, seakan-akan kehidupan dunia ialah kehidupan yang sebenarnya bagi mereka. Andaikata mereka mau mengurangi perhatian mereka kepada kehidupan duniawi itu sedikit saja, dan memandangnya sebagai medan persiapan untuk bekal dalam kehidupan lain yang lebih kekal dan abadi, serta mau pula mendengarkan ayat-ayat Allah, tentulah mereka tidak akan durhaka dan mempersekutukan Allah. Andaikata mereka mendengarkan seruan rasul dengan menggunakan telinga, akal, dan hati, mereka tidak akan tersesat dari jalan Allah. Kemudian Allah menerangkan bahwa kehidupan yang hakiki itu adalah kehidupan akhirat, dan ia merupakan sisi lain dari kehidupan manusia, yaitu kehidupan yang diliputi oleh kebenaran yang mutlak. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang di dalamnya bercampur baur antara kebenaran dan kebatilan, sedangkan dalam kehidupan akhirat, kebenaran dan kebatilan telah dipisahkan. Kehidupan akhirat banyak ditentukan oleh kehidupan dunia yang dijalani seseorang, dan tergantung kepada amal dan usahanya sewaktu masih hidup. Kehidupan dunia dapat diibaratkan dengan kehidupan masa kanak-kanak, sedang kehidupan akhirat dapat diibaratkan dengan kehidupan masa dewasa. Jika seseorang pada masa kanak-kanak mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, seperti belajar dan bekerja dengan tekun, maka kehidupan masa dewasanya akan menjadi kehidupan yang cerah. Sebaliknya jika ia banyak bermain-main dan tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka ia akan mempunyai masa dewasa yang suram. Demikianlah halnya dengan kehidupan akhirat, tergantung kepada amal dan usaha seseorang sewaktu masih hidup di dunia. Jika ia selama hidup di dunia beriman dan beramal saleh, maka kehidupannya di akhirat akan baik dan bahagia. Sebaliknya jika ia kafir dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang terlarang, ia akan mengalami kehidupan yang sengsara di akhirat nanti. Pada akhir ayat ini, Allah memperingatkan kepada orang-orang musyrik agar mengetahui hakikat hidup. Andaikata mereka mendalami dan mengetahui hal itu, tentu mereka tidak akan tersesat dan teperdaya oleh kehidupan dunia yang fana ini. Setiap orang yang berilmu dan mau mempergunakan akalnya dengan mudah dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang benar dan yang salah, dan sebagainya. sumber Keterangan mengenai QS. Al-'AnkabutSurat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID RqdGMm8KWyfb2QUKpvl4JGUNzABEIKCfO4-I7AUrD2-SKn0AThOLqg==
Oleh ABDILLAHOLEH ABDILLAH Manusia hidup di dunia mengemban tugas sebagai hamba. Ada misi yang perlu direalisasikan. Tanggung jawab yang harus diemban. Amanah hidup yang senantiasa dijaga. Sebagai bentuk tanggung jawab karena sudah diberikan kehidupan, manusia harus mengabdikan dirinya kepada Sang Pencipta. Allah SWT berfirman “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” QS az-Zariyat 56. Kehadiran kita di dunia bukan kebetulan, tapi sudah kehendak Allah yang harus disyukuri. Karena hidup adalah amanah, maka perlu diisi dengan sesuatu yang baik. Dunia ini fana. Manusia cepat atau lambat akan meninggalkan kehidupan. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kehidupan saat ini. Fadilah mukmin yang mengetahui dan menyadari makna kehidupan di dunia. Muslim yang mengetahui hakikat kehidupan di dunia akan senantiasa melakukan introspeksi terhadap seluruh perbuatan, sikap, dan ucapannya. Muhasabah diri dianjurkan dalam Islam. Allah SWT berfirman ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan” QS al-Hasyr 18. Mewawas diri akan membuat seseorang mengetahui kelemahan dan kekurangannya dan kemudian berusaha memperbaikinya. Mari kita telisik dan jujur terhadap diri kita. Apakah tindakan kita sudah banyak yang sesuai dengan perintah agama atau malah sebaliknya? Mewawas diri akan membuat seseorang mengetahui kelemahan dan kekurangannya dan kemudian berusaha memperbaikinya. Jika sebelumnya kita jarang bersedekah dan berbuat baik kepada sesama, maka setelahnya kita harus berusaha untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik. Kebahagian dunia dan akhirat hanya untuk mereka yang selalu memperbaiki amal ibadahnya. Selanjutnya, mukmin yang memahami hakikat hidup akan mengorientasikan kehidupan dunia untuk akhirat. Semua perbuatannya ditujukan hanya kepada Allah semata. Pada akhirnya, semua aktivitas hidupnya akan diorientasikan untuk kebaikan. Karena akhirat adalah tujuannya, maka apa pun pekerjaannya di dunia, baik pedagang, petani, pengajar, maupun profesi lainnya akan dijadikan sebagai wasilah mendapatkan ridha Allah SWT. Ada perkataan ulama dalam kitab Ta’limul Muta’alim yang sangat menyentuh sekaligus menyadarkan kita. “Banyak sekali amal yang seakan-akan merupakan amal dunia semata menjadi amalan akhirat dengan niat yang baik. Begitu pun sebaliknya, ada banyak amalan yang seakan-akan amalan akhirat menjadi amalan dunia karena niat yang salah.” Wallahu a’lam.
Pengetahuan tentang akhirat ilustrasi. Kehidupan di dunia ini sebenarnya adalah kehidupan menuju akhirat. Ia adalah jembatan yang mesti dilalui oleh setiap manusia sebelum menempuh alam akhirat. Bahasa sederhananya, kehidupan dunia adalah medan persediaan dan persiapan untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal sepanjang zaman. Ar-Raghib mengatakan, Kekal adalah terbebasnya sesuatu dari segala macam kerusakan dan tetap dalam keadaan semula.” Kehidupan dunia ini merupakan jembatan penyeberangan, bukan tujuan akhir dari sebuah kehidupan, melainkan sebagai sarana menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat. Karena itu, Alquran menamainya dengan beberapa istilah yang menunjukkan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Pertama, al-hayawan kehidupan yang sebenarnya. Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui.” QS al-Ankabut [29] 64. Kedua, dar al-qarar tempat yang kekal. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” QS Ghafir [40] 39. Ketiga, dar al-jaza’ tempat pembalasan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah yang benar lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya.” QS an-Nur [24] 25. Keempat, dar al-muttaqin tempat yang terbaik bagi orang yang bertakwa. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab Allah telah menurunkan kebaikan.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” QS an-Nahl [16] 30. Dengan demikian, setelah manusia mengetahui akan hakikat kehidupan yang sebenarnya, mereka akan memberikan perhatian yang lebih besar pada kehidupan akhirat yang kekal daripada kehidupan dunia yang fana ini. Sebab, Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang.” QS ad-Dhuha [93] 4. Oleh karena itu, Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. Mereka mengatakan Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya.” QS al-Baqarah [2] 25. Wallahu a’lam. sumber Imam Nur Suharno
Ilustrasi Jelaskan hubungan antar norma dalam kehidupan masyarakat, sumber foto Felix Rostig by hubungan antar norma dalam kehidupan masyarakat! Seperti yang diketahui, dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai jenis kepentingan dan kebutuhan. Agar bisa mewujudkan tatanan kehidupan yang tertib, maka masyarakat menciptakan norma sosial yang harus tersebut berfungsi untuk mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Oleh karena itu, setiap masyarakat perlu memahami hubungan antar norma agar dapat berfungsi dengan antar Norma dalam KehidupanIlustrasi Jelaskan hubungan antar norma dalam kehidupan masyarakat, sumber foto Mimi Thian by Buku Ajar Etika Umum oleh Asmawati Burhan 2019, norma adalah ukuran benar atau salahnya perilaku seseorang dalam kehidupan masyarakat. Norma disebut juga sebagai rangkaian sanksi bagi para pelanggarnya yang bersifat antar norma dengan kaidah-kaidah sosial lainnya adalah saling mengisi dan memperkuat satu sama lain. Dalam hal ini, kaidah sosial digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat yang tidak diatur dalam hukum banyak jenis norma dalam kehidupan, di antaranya yaitu norma agama, kesopanan, kesusilaan, dan hukum, Keempat norma tersebut tidak bisa terpisahkan satu sama lain karena masing-masing mempunyai sumber yang berbeda dan mengandung kekuatan hukum yang saling tidak tertulis secara gamblang, namun setiap masyarakat perlu mengetahui aturan-aturan norma dan menerapkannya dalam kehidupan NormaIlustrasi Jelaskan hubungan antar norma dalam kehidupan masyarakat, sumber foto Felix Rostig by adalah pedoman hidup manusia untuk menilai pantas atau tidaknya suatu perilaku diterapkan dalam masyarakat. Oleh karena itu, aturan ini selalu digunakan sebagai pedoman hidup agar senantiasa berada di garis yang lurus. Norma memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai berikutMengatur hubungan manusia dengan ciri khas bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai akal dan hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan sesama manusia agar bisa saling mengenal, menghargai, dan perilaku manusia agar senantiasa dalam terbentuknya nilai-nilai yang diperlukan manusia untuk kehidupan di dunia dan di hubungan antar norma kesusilaan, kesopanan, agama, dan hukum dalam kehidupan tidak bisa dipisahkan karena masing-masing memiliki sumber yang agama sumbernya dari kepercayaan terhadap Tuhan, norma kesusilaan sumbernya dari hati, norma kesopanan sumbernya dari keyakinan masyarakat, dan norma hukum sumbernya dari peraturan perundang-undangan. DLA
hakikat kehidupan dunia dan akhirat